Selasa, 30 Oktober 2018
Di Atas Perahu
Tanpa kaus kaki
kau berdiri di atas perahu
Mengulang cerita yang masih tersisa
Di atas perahu
Kembali kau berdoa
Untuk keluarga yang sudah tak bersama
Kan kau semai dengan segala rupa
Diantara belantara rasa
Yang tak pernah usai
Di bawah sadar mu
Segala yang kau damba belum tentu tiba
Angan angan
Tersembunyi di bawah sakit mu
Pantai telah gelap
Kini kau sampai di daratan yang paling kau kangenin
Dan dalam gemuruh ombak kau berkata biarkan segala sesuatu nya berakhir, biarkan aku besar dan tinggal disini
Selamat jalan
Kamis, 06 September 2018
Aku
Pagi tadi angin membawa ku pergi
Dengan seteguk air mata aku hilang lagi
Aku ingin merayakan reformasi
Esok hari
Tapi sayang mata hati berdiam di ujung hari
Kedua kelopak mata ku mulai mati
Aku terkapar
Tiada berdaya dan tak berupaya
Akhir nya aku tiba
Semua rasa sudah hilang
Seperti kata chairil
"mampus kau di koyak koyak sepi"
Sabtu, 18 Agustus 2018
Oesman Oesman
oesman berjalan
kelaparan
belum makan
sempoyongan
oesman naik asam lambung
tubuh limbung
lalu bingung
luntang-lantung
oesman dadanya nyeri
kulit alergi
tulang nyeri
tambah ngeri
oesman terbahak
oesman teriak
oesman tersedak
oesman tertembak
oesman telah mencapai marwah-nya
oesman telah menuju angkasa
oesman terbang meninggalkan nelangsa
oesman adalah moksa
Puisi oleh seorang kawan : Oesman " Manusia "
Pekerjaan : Pejual Es
Minggu, 24 Juni 2018
Di Halaman Rumah
di halaman rumah
Aku menunggu mu tanpa celana
Berharap malam nanti bisa mampir ke tubuh mu
Di halaman rumah
Terselip sakit dan sepi mu diantara daging layu yang telah kau serahkan pada usia
Di halaman rumah
Terdengar suara kaki berbisik minta diantarkan ke dalam kamar mandi
Di halaman rumah
Kau datang menghampiri ku tanpa celana dan kaus kaki lalu berbisik "Sabar mu sudah habis, rindu mu juga sudah ku kuliti, kembali lah keranjang bobrok mu dan tidur lah dengan nyenyak"
Kamis, 10 Mei 2018
Jendela Sore
Sekujur tubuh ku sudah runtuh
Sudah menumpuk semua rindu
Ruang kamar terasa menyempit
Tersembunyi dibawah kasur ku
Kan ku kenang meski tersirat luka
Aku bernaung di teras rumah
Suatu saat kau akan menelan ku utuh
Jendela sore kian menipis
Kilau nya memancarkan luka
Semarak bedug memanggil ku pulang
Semakin sesak
Gelisah memuncak
Kan ku peluk tubuh mu
Yang tergores rindu
Kan ku kenang tubuh mu
Yang telah hanyut ditelan sunyi
Selasa, 27 Maret 2018
Halo Sepasang Kekasih
Halo sepasang kekasih yang sedang memandang lagit
biru dengan cahaya yang membius.
Melihat gelas dengan tatap yang serius, entah sudah berapa tikus kau hitung sampai akhirnya gerimis senja datang dan melilit tubuh mu.
Aku bertanya " kau tidak ingin minggat?. Aku akan memberikan mu kue kering dan teh tawar " tapi kau hanya diam aku juga diam. Lalu kau ku tinggal masuk kedalam dengan jaket lusuh yg ku berikan dan sepasang sepatu jika saja kau ingin berlari dari kesunyiaan .
Senin, 26 Maret 2018
Koh Auwseng
saat kecil aku selalu penasaran dengan masjid didepan rumah ku. Hari biasa masjid itu sepi sekali bahkan kucing saja malas masuk ketempat itu hanya koh auwseng yang tiap hari datang kemasjid itu bahkan terkadang terlelap disitu.
Tapi saat hari jumat bahkan sebelum adzan masjid itu sudah disesaki orang-orang.
Koh auwseng saja sampai kelimpungan cari tempat bersandar.
Lalu aku bertanya pada bapak, "pak kok hari biasa sepi hari jumat ramai?." Lalu, bapak berkata "hari ini mereka lagi pengen bercumbu dengan koh auwseng".
"Kalau hari biasa tidak ingin bercumbu pak?," Bapak menjawab kohauwseng bau dan tidak sedap di pandang saat hari biasa.
"Bapak tidak ingin bercumbu juga?," Jawaban sederhana nya
"Bapak sudah sering bercumbu dengan koh auwseng ditempat tertutup saat hari biasa".
Sampai hari ini aku masih bingung kenapa Bapak tidak mencium koh auwseng saat hari jum'at saja?. Bukan nya bapak bilang koh auwseng bau dan tidak sedap di pandang saat hari biasa?.
Selasa, 20 Maret 2018
Putih
Ilustrasi Oleh : Devan A Mozaik
Langkahku pulang, terlihat Ayah sedang tegang.
Kujinjit pelan menuju kamar.
di persimpangan bising klakson bersahutan alunan ayatan tuhan.
Wangi bakaran
Menuntunku keluar
Mengorek hidung
Menikam kelenjar
liyur menyiram kerongkongan.
Lemah
Lalu putih
Aku melihat teras
sesak dengan kerumunan yang menaburkan doa putih dilapisi wajah kusam.
Dia datang,
aku dinantikan.
Dibuka jalan menuju tuhan.
Akhir nya takdir yang ditunggu datang.
Gelap
P u t i h
Langkahku pulang, terlihat Ayah sedang tegang.
Kujinjit pelan menuju kamar.
di persimpangan bising klakson bersahutan alunan ayatan tuhan.
Wangi bakaran
Menuntunku keluar
Mengorek hidung
Menikam kelenjar
liyur menyiram kerongkongan.
Lemah
Lalu putih
Aku melihat teras
sesak dengan kerumunan yang menaburkan doa putih dilapisi wajah kusam.
Dia datang,
aku dinantikan.
Dibuka jalan menuju tuhan.
Akhir nya takdir yang ditunggu datang.
Gelap
P u t i h
Senin, 19 Maret 2018
Asem
Saat akhir pekan tiba ibu selalu memasak ikan asin dan sayur asem .
Terkadang ibu mengasuh anak tetangga yang bau asem .
Ibu juga bilang cangkem mu harus di didik agar tidak bau kue apem .
Biasa saat petang dengan kalem ibu duduk dibawah pohon asem .
Melamun tentang makam bapak atau tentang durjana cangkem .
Akhir pekan usai, ibu juga ikut usai.
Melepem jadi rindu lalu terbawa angin utara dengan hati yang adem .
Kamis, 01 Maret 2018
Padam
Ada waktu dimana kau datang dan mencubit rindu ku
Kau berkata aku adalah laki - laki yang tak suka basa basi
Lalu duduk
Memandangi kopi di atas meja yang sudah mulai dingin
Nafas mu menarik tubuh ku
Memutar alur
Menyentuh kesunyiaan
Hanya kau yang tersisa
Bersama daun
Terbawa angin
Lalu padam
Aku tidak ingin menyesali kedatangan mu
Tapi aku juga tidak ingin kau menyesali kedatangan ku
Sebelum rindu ku pecah
Mau kah kau menari di atas tubuh ku yang dingin ?
Dan menanam berjuta bangkai batu malam ini.
Minggu, 11 Februari 2018
Solanin
Aku bersender dibawah awan
Cahaya siang dari bakaran yang ku isap sama seperti kemarin
Kulihat ada kursi tergeletak didepan pintu solanin
Didepan nya ada musang
Resah
Mencari jalan keluar
Senja sedikit malu untuk mengintip
Kilau nya kurasa sangat mengancam
Kebingungan merasuk hingga kerongkongan
Jiwa ku pergi tak bertenaga lagi.
Aku ada dimana ?
Aku siapa ?
Dan mengapa ?
Minggu, 28 Januari 2018
Bawuk
Bawuk
Segala yang mungkin bisa terjadi akan kejanggalanku bisa mengganggu ketentraman kepala mu, tidak hanya isi kepalamu bahkan bisa mengganggu kedamaian isi kepalaku.
Biar begitu aku tidak bisa menyalahan kan tuan tanah dan juga kepala desa.
Bersuka citalah dengan awan dan rumput yang dingin jika kau ingin menari
dengan kupu-kupu beserta udara malam.
Kau bisa memberi ku petunjuk lewat surat kabar atau lewat ulat bulu yang
melintas di teras rumah mu.
Niscaya akan ku dingin kan kepala mu dari kebisuaan dan udara dingin .
Selamat malam bawuk.
Langganan:
Postingan (Atom)